Berawal
dari bergabungnya saya di forum BackpackerIndonesia.com sebagai newbie dan
mencari informasi mengenai ajakan pendakian gunung, saya tergoda untuk bergabung pada pendakian
ke Gunung Papandayan, Garut Jawa Barat. Sebelum konfirmasi pada TS yang punya
thread saya terlebih dahulu googling
mengenai Gunung Papandayan dan menurut beberapa referensi yang saya baca,
Papandayan sangat pas untuk pendaki pemula baik dari sisi medan maupun
perlengkapan pendakian pemula yang belum begitu lengkap.
Setelah resmi masuk list, pada tanggal 3 Mei 2013 berangkatlah
saya menuju meeting point di Terminal Kp. Rambutan Jakarta. Butuh waktu ekstra
untuk menuju Terminal Kp. Rambutan dikarenakan domisili saya di seberang pulau
(Bandar Lampung).
Tiba di terminal kampung rambutan langsung mencari meeting point nya yaitu
dibawah plang Bank BRI dan langsung disambut oleh rombongan pendaki papandayan
yang sudah menunggu. Awalnya agak minder
karena saya pendaki pemula yang minim peralatan sedangkan teman2 disana membawa
carrier dengan kapasitas besar dan peralatan yang lengkap.
Setelah semua anggota lengkap yaitu 31 orang, berangkatlah
kami menuju Garut dengan bis dan tiba di SPBU Tanjung Garut jam 03.00, di SPBU
Tanjung ini ada masjid yang kami gunakan untuk istirahat menunggu pagi.
Hari ke-dua 4 Mei 2013 Jam 06.00 Kami berangkat menuju basecamp Gunung Papandayan
Menggunakan Pickup sewaan, 2 pick up untuk 31 orang. Tiba di basecamp Jam 08.00
melakukan registrasi, proses perijinan dan mulai trekking. Trekking awal
disambut dengan medan bebatuan, kawah belerang dan bau nya yang khas. Sangat
disarankan bagi pendaki untuk menggunakan masker ketika melewati kawah belerang
ini.
Pickup Menuju Basecamp Papandayan
Papandayan Basecamp
Medan bebatuan dan Kawah Belerang
Tiba di Pondok Seladah Jam 12.00 dan ternyata dari rombongan
31 orang kita terbagi menjadi 2 tim yang menuju pondok seladah dengan Jalur
yang berbeda, Tim A melewati Jalur Hutan Mati dan Tim B yaitu Tim saya melewati
Jalur lainnya (lupa namanya). Di Pondok seladah kami mendirikan tenda dan masak
untuk makan siang. Di pondok seladah ini terdapat fasilitas MCK dan tidak sulit
untuk mendapatkan air. Setelah makan siang lanjut narsis ria di hamparan
edelweiss.
Pondok Seladah
Camp di Pondok Seladah
Malam harinya bikin api unggun, acara perkenalan dan
modus2an.
Taburan bintang di Pondok Seladah
Hari ke-tiga 5 Mei 2013 Jam 05.00 pagi kami mulai trekking menuju Hutan Mati untuk berburu sunrise.
Hutan mati dulunya hutan biasa yang terkena abu vulkanik dan pohon2 yang mati
sangat eksotis dikelilingi kabut. Beruntung
cuaca cerah dan sunrise di hutan mati sungguh luar biasa indah, narsis pun
dimulai!!!
Sunrise di Hutan Mati
Hutan Mati
Hutan Mati
Spartan Pose
Sunrise di Hutan Mati
Narsis
Cinta Segitiga di Hutan Mati
Foto bareng
Setelah puas bernarsis ria kami turun kembali ke tenda
menyiapkan sarapan, bersih-bersih dan melanjutkan trekking menuju puncak
papandayan (Tegal Alun). Trekking menuju tegal alun cukup menanjak melewati
bebatuan terjal dan cukup menguras tenaga bagi pemula seperti saya. Tapi
ditengah perjalanan pemandangan dari atas sungguh luar biasa. Tiba di Tegal
Alun lanjut bernarsis ria di hamparan edelweiss.
Get Lost in Tegal Alun
Edelweiss
Free Pose
Turun kembali ke pondok seladah melewati jalur hutan mati.
Sampai di tenda kami mendapat kabar bahwa Gunung Papandayan dalam kondisi siaga.
Setelah makan siang dan membereskan perlengkapan kami turun menuju basecamp.
Diperjalanan turun saya cukup kesulitan karena bau belerang ditambah jantung
yang ngos-ngosan membuat dada saya terasa sesak sekali. Tapi akhirnya bisa turun
dengan selamat di Basecamp dan melanjutkan perjalanan ke Terminal Guntur Menuju
Jakarta.
Pendakian perdana ini sungguh luar biasa dan saya
ketagihan!!!!



















greatt... :D
ReplyDeletethanks bro dyaz :)
ReplyDeleteNicely done Ario! Happy to be the triangle love part at the dead forest! Haha.. keep writing! :)
ReplyDeleteto be honest, you're my lovely travel mate ever!!! thanks dear *hug
Delete