Setelah persiapan yang matang beberapa bulan sebelumnya
akhirnya kami berkesempatan menyapa gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah dan tertinggi kedua di pulau Jawa setelah Semeru.
Perjalanan kali ini dinamakan Ekspedisi Proklamasi. Walau selang sehari yaitu
tanggal 18 ketika tiba di puncak Slamet tetapi nuansa 17-an masih terasa. Jumat
malam 16 Agustus perjalanan dimulai dari stasiun Pasar Senen Jakarta menuju stasiun Purwokerto, dari stasiun Purwokerto bus yang kami sewa telah menunggu dan
akan membawa kami ke basecamp di desa Bambangan. Starting point pendakian kami kali
ini adalah desa Bambangan Purbalingga Jawa Tengah.
17 Agustus 2013
Perjalanan dari Purwokerto ke Bambangan pagi itu cukup
membuat kami gelisah karena sepanjang perjalanan kabut tebal mengiringi hingga
tiba di basecamp. Setelah mengurus simaksi kami
mengisi energi terlebih dahulu. Di basecamp sudah tersedia sarapan pagi dan
juga peralatan pendukung pendakian seperti spritus, parafin, kompor dll.
 |
Basecamp Desa Bambangan
|
 |
| Registrasi / Simaksi |
Setelah sarapan dan packing ulang kami memulai pendakian.
Trek awal pendakian via Bambangan dari pondok pemuda/gapura kami ambil jalur
yang ke kanan melewati perkebunan atau ladang penduduk dan hutan pinus. Satu jam
kemudian kami tiba di pos 1 (Pondok Gemirung). Dari pos 1 menuju pos 2 (Walang)
sekitar 1 jam 30 menit. Pendakian kali ini cukup ramai karena kebetulan momen 17 Agustus.
 |
| Here we go!!! |
 |
| (dari kiri : Surya, Azzam, Indra, Budi, Ajeng, Solichah, Putri, Rio, Adrian) |
 |
| Pos 2 Walang |
 |
| Pos 1 Pondok Gemirung |
Tiba di pos 3 (Pondok Cemara) energi mulai terkuras dan tim
pun dibagi menjadi 2. Di pos 3 ini kami beristirahat sejenak dan mengisi energi
dengan persediaan makanan yang ada. Setelah energi pulih kembali kami
melanjutkan perjalanan. Cuaca yang pada awalnya mendung menjadi cerah bahkan
panas, karena ramainya para pendaki jalur pendakian pun menjadi berdebu dan
cukup membuat sesak.
 |
| Pos 3 Cemara |
 |
| Mengisi energi sebelum pos 4 |
 |
| Jalur Pendakian |
Satu jam kemudian nampak pos 4 yaitu pos samarantu. Dari
pos 4 kami langsung melanjutkan perjalanan ke pos 5 (Samyang Rangkah/Pos air). Sesuai
rencana awal kami akan mendirikan tenda di pos 5 ini karena di pos 5 kita dapat
menemui mata air. Tim kami tim 1 tiba terlebih dahulu di pos 5 dan ternyata
sudah banyak pendaki yang mendirikan tenda disini, pada awalnya agak
kebingungan mencari tempat untuk mendirikan tenda akhirnya kami agak
turun sedikit dari pos 5 dan menemukan tempat untuk mendirikan empat tenda. Total
perjalanan dari gerbang pendakian ke pos 5 sekitar 7 jam perjalanan.
 |
| Pos 5 (nge-camp) |
 |
| Camp |
Setelah mendirikan tenda kami mempersiapkan makan malam dan
sayangnya kondisi saya malam itu benar-benar drop, entah karena kecapekan atau
terlalu memaksakan pendakian karena memang beberapa hari sebelumnya sempat
sakit.
18 Agustus 2013
Kondisi tubuh yang kurang sehat tak mematahkan semangat saya
untuk summit attack. Dini hari jam 2
pagi kami bersiap untuk summit attack tapi sayangnya Ajeng dan Kas tidak bisa bergabung
bersama kami karena kondisi Ajeng yang kurang memungkinkan. Di perjalanan
ternyata pendaki lain pun sudah banyak yang memulai summit attack dan alhasil
jalur pun dipenuhi debu karena jejak langkah para pendaki. Tenggorokan terasa
kering karena tidak terhitung berapa kali saya menelan debu itu.
Ditengah perjalanan kondisi Putri tak cukup baik untuk
melanjutkan summit dan akhirnya Putri ditemani Budi kembali ke tenda di pos 5. Di perjalanan kami melewati beberapa pos lagi yaitu pos 6 Samyang Kendit, pos 7 Samyang Jampang, pos 8 Samyang Ketebonan, dan pos 9 Plawangan dan pemandangan dari tiap
pos ini sungguh luar biasa.
Negeri di awan mulai tampak jelas dari kejauhan. Sungguh takjub dengan pemandangan yang ada dan tambah memotivasi saya bahwa sesulit apapun pendakian kali ini
akan terbayar lunas di puncak.
 |
| Negeri di awan seems like cotton candy |
Pos 9 Palawangan adalah perbatasan
vegetasi antara hutan dan bebatuan. Menuju
puncak Gunung Slamet masih dibutuhkan waktu 1 jam lagi, melewati batu-batu
lahar yang amat sukar, berupa batu lepas dan tajam, kita harus lebih waspada di
daerah ini. Sesekali kami melihat kebelakang dan subhanallah pagi itu
matahari malu malu menampakkan cahayanya dan lukisan alam pun menjadi nyata,
bahkan saking takjubnya saya pun tak ingin melewatkan momen berharga tersebut.
 |
| Pos 9 Plawangan / Batas Vegetasi Tumbuhan |
Setelah perjuangan yang
panjang kami tiba di puncak gunung Slamet. Walau hanya menyisakan enam orang
yang sampai di puncak (Saya, Azzam, Adrian, Indra, Surya dan Solichah). Solichah adalah
satu-satunya wanita dari tiga wanita di tim kami yang berhasil summit. Bangga
sekali dengan wanita ini walau sempat tertinggal dan jatuh di bebatuan menuju
puncak tapi semangatnya sungguh luar biasa. Bangga juga dengan teman-teman yang
tidak ikut summit (Ajeng, Putri, Kas, dan Budi) karena mereka cukup menyadari
kondisi nya dan berpikir tidak ingin merepotkan teman yang lain jika tetap
memaksakan summit.
 |
| The six summiters |
 |
| Happy Birthday Mama |
 |
| Wanita tangguh ke- 8 versi on the crot |
Jam 7 pagi dari puncak kami turun ke
pos 5 untuk berkemas dan kembali ke Jakarta. Terimakasih kawan untuk
pendakian dan kekompakan yang luar biasa ini.
 |
| great team (from left: Putri, Kas, Ajeng, Solichah, Rio, Budi, Indra, Adrian, Azzam, surya) |
(cerita sengklek ketika
turun cukup menjadi cerita pribadi antara penulis dan solichah *red)
No comments:
Post a Comment